Pengertian Waqaf, Jenis, dan Contohnya dalam Al-Qur’an

Sudah sepantasnya, orang yang membaca al-Qur’an paham tentang pengertian waqaf menurut bahasa/istilah dan jenisnya. Ini karena tidak mungkin seseorang membaca Al-Qur’an seluruhnya hanya dengan satu napas.

Orang pasti akan membaca Al-Qur’an dan menghentikan bacaannya pada suatu tempat, lalu melanjutkannya dengan napas yang baru diambilnya.

Waqaf


Mengacu pada arti bahasa, waqaf diartikan dengan berhenti. Kata waqaf terdiri dari huruf wawu, qof, dan fa’. Kata ini bukan berbentuk kata benda, melainkan kata kerja dengan zaman lampau atau sering diistilahkan dengan fi’il madli. Itu sebabnya, kata waqaf cenderung diartikan dengan berhenti, bukan tempat berhenti atau yang lainnya.

Di dalam membaca Al-Qur’an, seseorang akan selalu menemui waqaf. Artinya, pada beberapa tempat tertentu, dapat dipastikan seseorang akan menghentikan bacaannya. Menghentikan bacaan inilah yang disebut waqaf.

Waqaf sering disandingkan dengan ibtida’. Ibtida’ sendiri adalah awal seseorang mulai membaca lagi Al-Qur’an setelah meletakkan tanda waqaf.

Dan di sinilah alasan mengapa seseorang yang membaca Al-Qur’an harus mengetahui makna apa yang dibacanya. Sebab, dengan mengetahui makna tersebut, seseorang akan lebih mudah meletakkan waqaf agar makna Al-Qur’an tidak berubah.

Jika diibaratkan dengan membaca dalam teks Bahasa Indonesia, tanda waqaf adalah tanda titik dan tanda koma.

Tanda titik dan tanda koma memiliki pengaruh besar terhadap makna yang dihasilkan. Bahkan, salah meletakkannya pun, makna yang dihasilkan sudah lain. Waqaf dalam Al-Qur’an juga demikian. Malah bisa dikatakan persis.

Biasanya, di dalam cetakan Al-Qur’an sudah dituliskan tanda waqaf tertentu untuk memudahkan Anda meletakkan waqaf. Sebab, tidak semua orang paham arti lafadz Al-Qur’an yang dibaca. Karena itu, ulama memberi solusi dengan meletakkan tanda waqaf.

Jenis dan Contoh Waqaf


Ulama mungkin berbeda pendapat tentang pengertian waqaf dan jenisnya. Dalam hal pengertian, bisa jadi masing-masing ulama mendefinisikan dengan redaksi kata berbeda. Dalam hal jenis, ulama berbeda pendapat tentang berapa banyak pembagian waqaf.

Namun demikian, dari seluruh pembagian yang ada, pendapat yang dipilih adalah pendapat yang menyebut 4 pembagian waqaf. Empat jenis waqaf tersebut masing-masing memiliki pengertian berbeda.

1. Waqaf Tam (الوقف التام)

Maksudnya, berhenti pada ayat yang maknanya sudah sempurna. Ayat yang dibaca setelah waqaf, sudah tidak memiliki kaitan dengan ayat sebelum waqaf. Contoh waqaf ini adalah pada surat Al-

Baqarah ayat 5 dan 6.
وأولئك هم المفلحون

Contoh itu adalah akhir ayat 5. Lalu waqaf, kemudian dilanjutkan membaca ayat 6. Yakni,
إن الذين كفروا

Nah, waqaf pada akhir ayat 5 tersebut adalah salah satu contoh waqaf tam. Alasannya, karena
pembahasan pada ayat tersebut sudah selesai. Ayat 6 sudah membahas hal lain lagi yang sama sekali berbeda dengan apa yang dibahas pada ayat sebelumnya.

2. Waqaf Kaaf (الوقف الكاف)

Berbeda dengan waqaf tam, ayat sebelum waqaf kaaf, masih memiliki kaitan dengan ayat sesudahnya. Namun, secara makna, berhenti pada waqaf kaaf sama sekali tidak memenggal makna. Dengan kata lain, secara makna, apa yang dibaca sudah sempurna. Contoh waqaf kaaf bisa dilihat pada Surat Al-Baqarah ayat 93.

وأشربوا في قلوبهم العجل بكفرهم

Berhenti di situ. Kemudian lanjutkan bacaan.

3. Waqaf Hasan (الوقف الحسن)

Berhenti pada lafadz yang sudah berfaidah, tetapi tidak baik untuk dijadikan sebuah awalan disebut dengan waqaf hasan.

Secara lafadz, kalimatnya sudah sempurna, tetapi tidak secara makna. Sebab, makna yang dimaksud masih dilanjutkan pada bagian depannya. Karena itulah, jika berhenti pada waqaf hasan, sebaiknya gunakan lafad sebelumnya untuk menjadi awalan.

Contoh waqaf ini ada pada Surat Al-Fatihah ayat 2 dan 3. Anda membaca:

الحمد لله رب العالمين

Jika Anda berhenti pada ayat tersebut, berarti Anda berhenti pada waqaf hasan. Sebaiknya, lanjutkan ayat tersebut hingga ayat 3, yaitu:

 الرحمن الرحيم

4. Waqaf Qabih (وقف قبيح)

Waqaf ini adalah waqaf yang buruk untuk dijadikan waqaf. Mengapa? Karena, secara makna, akan berubah jika bacaan berhenti pada waqaf semacam ini. Contoh waqaf ini bisa ditemukan pada Surat Al-Ma’un ayat 4.

 فويل للمصلين

Jika berhenti, maknanya menjadi ‘neraka untuk orang yang shalat’. Karena itu, sebaiknya baca ayat tersebut dengan menyambung ayat berikutnya. Baca juga; Contoh Waqaf dan Washal dalam Al-Qur'an Beserta Suratnya

Ulasan pengertian waqaf dan jenisnya pasti cukup bisa dipahami. Semoga melalui materi ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca yang sedang mencarai referensinya. Trimakasih,

Subscribe to receive free email updates: