20+ Sifat Wajib Allah dan Arti Lengkapnya


Adalah bagian dari Islam tertama Ilmu Tauhid sifat wajib Allah itu. Di dalamnya, tidak hanya sifat wajib bagi Allah yang menjadi materi, tetapi juga Sifat Muhal Allah, Sifat Jaiz Allah, juga sifat wajib dan muhal bagi rasul. Termasuk sifat jaiz rasul juga. Tetapi, pada artikel ini, hal yang dibahas cukup sifat wajib Allah saja.

Sifat Wajib Allah


Adapun untuk macam-macam sifat Wajib bagi Allah S.W.T setidaknya adalah 20 dengan arti yang berebeda-beda antara satu dengan lainnya. Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya

Wujud (وجود)

Sifat ini memiliki arti berwujud. Ini adalah satu-satunya Sifat Nafsiyyah. Sifat Nafsiyyah sendiri adalah sifat yang menguatkan keberadaan Allah. Bahwa Allah itu ada. Allah itu memiliki wujud, tetapi wujudnya tidak bisa dibayangkan dan tidak boleh dibayangkan.

Sebab, wujud dan segala sifat yang dimiliki Allah sama sekali berbeda dengan makhluk dan apa yang diketahui oleh makhluk. Lawan dari sifat ini adalah sifat ‘Adam (عدم) atau tidak ada.

Qidam (قدام)

Sifat Qidam artinya adalah dahulu. Allah adalah permulaan dari segala hal yang ada. Dalam Asmaul Husna, Allah memiliki nama Ya Awwal. Artinya, Allah yang Paling awal. Tidak ada sesuatu pun sebelum Allah.

Sifat Qidam ini adalah bagian dari Sifat Salbiyyah. Sifat Salbiyyah adalah sifat yang menafikan sifat yang tidak pantas bagi Allah. Lawan dari sifat ini adalah sifat Huduts (حدوث). Artinya, baru.

Baqa’ (بقاء)

Sifat Baqa’ berarti abadi, selamanya. Ini berarti, Dzat Allah tidak memiliki akhir. Selamanya begitu. Kekal. Tidak seperti makhluk yang memiliki masa dan usia. Dan dengan begitu, mustahil bagi Allah memiliki sifat Fana’ (فناء). Apa itu sifat Fana’? Sifat Fana’ adalah sifat yang artinya rusak.

Mukhalafatu Lilhawaditsi (مخالفة للحوادث)

Artinya, Allah berbeda dengan yang lain. Sebab tidak ada satu pun hal yang menyamai Allah, baik dzat atau sifat-Nya. Jangan membayangkan Allah memiliki mata atau telinga atau semacamnya. Tidak, Allah melihat tetapi tidak seperti bagaimana makhluk melihat.

Allah mendengar tapi juga tidak seperti bagaimana manusia mendengar. Jangan bayangkan itu semua. Lawan dari sifat ini adalah sifat Mumatsalah (مماثلة) atau sama dengan makhluk.

Qiyamuhu Binafsihi (قيامه بنفسه)

Arti sifat ini adalah berdiri sendiri. Allah berdiri sendiri dan tidak membutuhkan apapun. Allah tidak membutuhkan tempat dan tidak membutuhkan siapapun untuk menciptakan. Lawan dari sifat ini adalah sifat Ihtiyaj (احتياج), artinya membutuhkan makhluk.

Wahdaniyah (وحدانية)

Sifat Wahdaniyah memiliki arti satu. Allah Maha Satu, Maha Esa. Dzat Allah hanya satu, tidak ada yang lain lagi. Allah tidak memiliki sekutu apapun. Tidak memiliki teman untuk mencipta dan mengatur alam.

Sifat yang tergolong dalam Sifat Salbiyyah ini adalah lawan dari sifat muhal Allah Ta’addud (تعدّد) yang artinya berbilang.

Qudrat (قدرة)

Apa arti sifat Qudrat? Artinya, Allah memiliki kuasa. Sifat ini adalah salah satu dari tujuh sifat Ma’ani, yaitu sifat yang disandarkan pada dzatnya Allah. Lawan sifat ini adalah sifat ‘Ajzun (عجز) atau sifat lemah. Sifat lemah ini lah yang tergolong dalam sifat mustahil bagi Allah.

Iradat (ارادة)

Sifat Iradat memiliki arti berkeinginan. Allah berkeinginan menciptakan sesuatu, diciptalah dia. Allah berkeinginan melenyapkan sesuatu, lenyaplah dia. Tidak ada sesuatu pun yang bisa menghalangi jika Allah sudah berkehendak. Lawan dari sifat Ma’ani ini adalah sifat Karohah (كراهة) atau terpaksa.

‘Ilmu (علم)

Sifat ‘Ilmu berarti mengetahui. Apa yang diketahui? Segala hal bahkan sesuatu yang disembunyikan paling rapat sekalipun. Sifat ‘Ilmu adalah bagian dari sifat Ma’ani. Artinya, sifat ‘Ilmu adalah bagian dari sifat yang memiliki arah ke dalam dzatnya Allah, tidak disandarkan pada apa-apa selain Allah. Lawan dari sifat ‘Ilmu ini adalah sifat Jahl (جهل) atau bodoh.

Hayat (حياة)

Arti sifat Hayat adalah hidup. Bukti bahwa Allah memiliki sifat Hayat adalah alam serta isinya ini. Jika tercipta karena Allah menginginkannya. Setiap yang memiliki keinginan dan kuasa, tentu saja harus hidup untuk menjalankan apa yang diinginkan. Sifat yang tergolong dalam sifat Ma’ani ini memiliki lawan.

Lawan sifat ini adalah sifat Mautun (موت) yang artinya mati. Sifat ini yang sekaligus menjadi sifat muhal Allah.

Sama’ (سمع)

Arti dari sifat wajib Allah ini adalah mendengar. Itu artinya, Allah maha mendengar. Sifat yang tergolong dalam sifat Ma’ani ini memiliki hubungan dengan sesuatu yang memiliki wujud.

Artinya, setiap hal yang berwujud bisa Allah dengar, meski pun wujudnya tidak kasat mata, misalnya. Allah mendengar apa yang dibicarakan atau dikatakan oleh makhluk. Allah juga mendengar kalam-Nya sendiri. Lawan dari sifat ini adalah sifat Shomamun (صمم) atau tuli.

Bashor (بصر)

Sifat Bashar berarti melihat. Allah melihat. Sifat ini memiliki hubungan terhadap sesuatu yang berwujud. Baik itu dzatnya Allah sendiri, atau makhluk dan segala yang diciptakan Allah, Allah melihatnya. Sifat yang tergolong sifat Ma’ani ini memiliki lawan, yaitu sifat ‘Ama (عمى) atau buta.

Kalam (كلام)

Makna sifat Kalam adalah berbicara. Sifat ini tergolong ke dalam sifat yang memiliki ta’alluq. Ta’alluq sendiri adalah hubungan sifat tersebut dengan sesuatu. Ta’alluq pada sifat Kalam disebut dengan Ta’alluq Dilalah. Ini semacam perintah Allah untuk mendirikan sholat, atau larangan Allah untuk tidak melakukan zina. Lawan dari sifat ini adalah Bakamun (بكم) yang berarti bisu.

Qodiran (قادراَ)

Apa arti sifat Qodiran? Artinya adalah Allah memiliki sifat kuasa. Kekuasaan Allah tidak terbatas. Pada sesuatu yang secara akal tidak mungkin, bagi Allah menjadi sangat mungkin. Bangunan yang megah sekalipun, yang dirancang tahan terhadap segala macam hal, termasuk gempa, bisa roboh hanya karena Allah menginginkannya.

Di sinilah, kadang seorang muslim harus selalu bertawakkal. Allah kuasa merobohkan, Allah juga kuasa membangunnya kembali.

Muridan (مريداً)

Secara arti, sifat Muridan adalah menghendaki. Allah memiliki kehendak yang tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun. Sebaliknya, Allah lah yang mengintervensi. Dalam Asmaul Husna, Allah memiliki satu nama yang sangat indah terkait sifat wajib ini.

Asma itu adalah القهّار, artinya Allah Maha Memaksa, bukan maha dipaksa. Lawan dari sifat Muridan adalah sifat Karihan (كارهاّ) yang memiliki arti terpaksa.

‘Aliman (عالماً)

Makna dari sifat ‘Aliman adalah mengetahui. Allah mengetahui segala hal, baik yang jelas-jelas ditunjukkan, atau sesuatu yang ditutupi sekalipun. Tidak ada satu pun yang tidak diketahui oleh Allah. Ilmu macam apapun ilmu, Allah memahaminya. Sebab Allah yang Maha Alim.

Allah yang maha tahu. Sumber dari segala sumber. Lalu apa lawan dari sifat ‘Aliman? Iyalah sifat Jahilan (جاهلا) atau sifat bodoh.

Hayyan (حيا)

Anda tentu sudah tahu apa arti sifat Hayyan. Sifat Hayyan berarti hidup. Allah adalah Dzat Yang Maha Hidup. Akan berbeda ceritanya jika Allah memiliki sifat kebalikan dari sifat Hayyan ini, alias sifat Mayyitan (ميّتا).

Alam dan seluruh tata surya diatur oleh Dzat yang menguasai segala-galanya. Jika Dzat yang Mengatur itu memiliki sifat Mayyitan atau mati, rusak lah segala apa yang ada ini. Ibarat kereta tiada masinisnya.

Sami’an (سميعا)

Sifat Sami’an memiliki arti bisa mendengar. Allah maha mendengar segala yang diucapkan, dan bahkan apa yang hanya terbersit di dalam hati setiap makhluk. Sifat ini tentu saja harus benar-benar diyakini.

Sebab tidak mungkin, Allah akan mendengar doa hamba-hambanya jika Allah memiliki sifat Ashomma (اصمّ). Ashomma memiliki arti tuli. Jika Allah bersifat tuli, tentu saja doa tidak akan didengar. Jika tidak didengar, bagaimana mungkin Allah akan mengabulkan.

Bashiran (بصيرا)

Sifat Bashiran memiliki arti bisa melihat. Allah melihat apapun yang terjadi dan dilakukan oleh makhluk-Nya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengawasan Allah.

Sebagai raja diraja, Allah senantiasa memperhatikan hal-hal yang bahkan luput dari pandangan makhluk. Inilah sifat agung Allah. Dan sebagai lawan sifat ini adalah sifat A’ma (اعمي). Artinya sifat buta. Allah mustahil memiliki sifat buta.

Mutakalliman (متكلما)

Secara makna, Mutakalliman berarti bisa berbicara. Maksudnya, Allah adalah dzat yang berbicara. Dengan logika terbalik, maka Allah bukan dzat yang bisu. Karena itu, lawan dari sifat Mutakalliman adalah sifat Abkama (ابكم). Sebab tidak mungkin, Allah yang menurunkan firman dan wahyu kepada nabi dan rasul yang dikehendaki-Nya memiliki sifat bisu.

Demikianlah paparan tentang sifat wajib Allah. Sebagai umat muslim, tentu meyakini bahwa Allah memiliki seluruh sifat-sifat wajib dan mustahil memiliki sifat muhal, adalah sesuatu yang diharuskan. Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: