Pengertian Fathah, Cara Membaca, dan Contohnya dalam Al-Qur’an


Tanda baca huruf hijaiyah yang sering digunakan dalam Al-Qur’an adalah fathah, kasroh, dlummah, dan beberapa tanda baca yang lain. Banyak orang yang membaca Al-Qur’an sudah paham seperti apa bentuk tanda baca tersebut. Meski demikian, belum tentu orang bisa menjawab pengertian fathah misalnya, jika ditanya.

Untuk itu, ada baiknya, Anda meluangkan waktu sebentar untuk menggali lebih dalam pengertian harakat tersebut. Termasuk bagaimana cara membacanya, serta apa contoh yang ada di dalam Al-Qur’an.

Fathah


Bagi kebanyakan orang, tanda baca huruf hijaiyah adalah hal penting ketika membaca teks bahasa Arab, termasuk Al-Qur’an. Meski begitu, sebenarnya tanpa tanda baca pun, teks berbahasa Arab tetap bisa dibaca.

Salah satu tanda baca yang sering digunakan adalah tanda baca atau harakat fathah. Pengertian fathah sendiri adalah tanda baca dengan bentuk garis mendatar sedikit miring di atas huruf yang menyandangnya. Bunyi yang dihasilkan oleh harakat ini adalah bunyi a. Karena itu, setiap huruf yang menyandang harakat ini memiliki tambahan huruf vokal a.

Contohnya adalah,

فَمَا
[البقرة/16]

Pada lafadz tersebut, ada huruf fa’ yang menyandang harakat fathah. Demikian juga huruf mim setelahnya, juga menyandang harakat fathah. Cara membacanya adalah fa-ma.

Penulisan Fathah dengan Bentuk Vertikal

Selain dengan garis horizontal yang menurun, bentuk fathah kadang ditulis dengan garis tegak di atas huruf. Tanda semacam itu adalah tanda harakat fathah, tetapi harus dibaca dua harakat. Alasannya, pada penulisan fathah semacam itu, tersimpan huruf alif.

Dengan begitu, perbedaan dua model penulisan fathah ini hanya pada panjang bacaan saja. Penulisan fathah biasa mengindikasikan panjang satu harakat saja. Penulisan fathah dengan garis tegak mengindikasikan panjang dua harakat karena menyimpan alif.

Fathah semacam itu juga yang terdapat pada harakat fathah pada lafadz الله. Fathah ditulis dengan tegak. Artinya, panjang fathah tersebut adalah dua harakat.

Membaca Tafkhim Ro’ Fathah

Jika harakat fathah disandang oleh huruf ro’, maka efeknya, macam bacaan ro’ tersebut harus dibaca tafkhim. Membaca tafkhim artinya membaca tebal. Cara membaca ini sama persis dengan cara membaca tafkhim pada huruf ro’ yang menyandang harakat dlummah. Perhatikan contoh,

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
[البقرة/148]

Penjelasannya, huruf ro’ pada lafadz tersebut menyandang harakat fathah. Dan karena itu, huruf ro’ tersebut harus dibaca tebal atau tafkhim.

Jika harakat fathah ini disandang oleh suatu huruf, dan huruf di depannya adalah huruf ro’ yang berharakat sukun, maka apa efeknya? Efeknya, huruf ro’ tersebut juga harus dibaca tafkhim. Perhatikan contoh berikut!

يَرْضَوْنَهُ
[الحج/59]

Harakat fathah pada contoh tersebut disandang oleh huruf ya’. Setelah huruf ya’ terdapat huruf ro’ yang menyandang harakat sukun. Dan karena itu, huruf ro’ tersebut harus dibaca tebal atau tafkhim.

Membaca Tafkhim Lam Jalalah setelah Harakat Fathah

Harakat fathah yang disandang suatu huruf dan depannya adalah lafadz allah, memberikan efek pada cara membaca lam jalalah lafadz allah tersebut. Dalam keadaan yang demikian itu, hukum lam jalalah harus dibaca tafkhim atau tebal. Perhatikan contoh berikut ini!

وَإِنَّ اللَّهَ
[الحج/59]

Huruf yang berharakat fathah adalah huruf nun. Dan karena itu, lam jalalah yang ada setelahnya harus dibaca tafkhim.

Membaca Layyin Harakat Fathah

Huruf yang menyandang harakat fathah tidak hanya akan mendapat tambahan vokal a. Tetapi, juga harus dibaca dengan cara mengayun atau lembut. Hal ini terjadi jika ada huruf menyandang harakat fathah, sedang di depannya adalah huruf wawu atau ya’ yang menyandang harakat sukun.
Contohnya seperti ini:

عَلَيْهِمْ
[الفاتحة/7]
يَوْمِ الدِّينِ
[الفاتحة/4]

Huruf lam pada contoh pertama dan huruf ya’ pada contoh kedua, menyandang harakat fathah. Di depan huruf tersebut, terdapat huruf ya’ yang menyandang harakat sukun pada contoh pertama, dan wawu sukun pada contoh kedua. Karena itu, huruf yang memiliki harakat fathah pada dua contoh tersebut dibaca layyin. Selengkapnya baca; Pengertian, dan Contoh Mad Layyin atau Mad Lin

Membaca Mad Huruf Berharakat Fathah

Jika harakat fathah disandang suatu huruf, dan huruf di depannya adalah alif, maka hukum mad akan terlaku. Cara membacanya adalah dengan dipanjangkan dua harakat. Contoh:

صِرَاطَ
[الفاتحة/7]

Cara membaca huruf ro’ yang difathah itu harus panjang. Sebab, di depan huruf tersebut terdapat alif.

Nah, itulah tadi uraian secara singkat dan lengkap terkait dengan pengertian fathah, cara membaca dalam berbagai hukum tajwid, dan contohnya dalam Al-Qur’an beserta surat/ayatnya. Semoga bisa bermanfaat ya. Trimakasih,

Subscribe to receive free email updates: