Hukum Gunnah dalam Ilmu Tajwid Beserta Contohnya

Hukum Gunnah
Bacaan Ghunnah merupakan bacaan yang mengeluarkan suara dengung. Tidak hanya nun tasydid atau mim tasydid saja hukum bacaan yang memiliki dengung, tetapi idghom bighunnah dan beberapa hukum lain pun mengeluarkan bunyi dengung. Semua itu akan dibahas lebih lanjut dalam artikel tentang hukum bacaan gunnah dalam ilmu tajwid beserta contohnya ini.

Ghunnah


Sederhananya, pengertian ghunnah adalah suara dengung. Atau dalam pengertian lain lagi, ghunnah diartikan dengan suara ringan yang keluar dari rongga hidung dan tidak ada campur tangan lidah sama sekali. Pengertian ini sekaligus menguatkan istilah-istilah sederhana tentang Ghunnah yang sudah sering didengar.

Macam-Macam Ghunnah


Ghunnah bisa dikelompokkan menjadi dua macam bagian besar. Diantaranya adalah sebagai berikut;
  1. Ghunnah Ashliyyah yang di dalamnya adalah nun bertasydid dan mim bertasydid
  2. Ghunnah ‘Aridliyyah yang memiliki lima bagian: Idghom Bighunnah, Iqlab, Ikhfa’ Haqiqi, Ikhfa’ Syafawi, dan Idghom Syafawi.

Ghunnah Ashliyyah


Bagian Ghunnah Ashliyyah adalah nun yang menyandang tasydid serta mim yang menyandang tasydid. Tasydid di sini bisa karena asli memang menyandang tasydid, atau menyandang tasydid karena berada di depan Alif Lam Syamsiyyah. Contoh tentang Ghunnah Ashliyyah ini bisa dicermati pada Surat Al Baqarah ayat yang ke-3: وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون. Juga pada ayat yang ke-6: إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا.

Dua contoh di atas adalah nun dan mim yang menyandang tasydid asli. Sedang contoh untuk nun yang menyandang tasydid karena berada di depan Alif Lam Syamsiyyah adalah كَمَا آَمَنَ النَّاس. Contoh tersebut diambil dari Surat Al Baqarah ayat yang ke-13. Lalu untuk mim bagaimana?

Mim hanya memiliki tasydid asli saja. Karena jika mim berada di depan alif lam, justru hukum yang terjadi adalah Alif Lam Qomariyyah, bukan Alif Lam Syamsiyyah.

Ghunnah ‘Ardliyyah


Ghunnah ‘Aridliyyah merupakan kebalikan dari Ghunnah Ashliyyah. Ghunnah ini merupakan gantian atau bukan berasal dari nun tasydid atau mim tasydid. Seperti yang sudah ditulis di atas, termasuk dalam Ghunnah ‘Ardliyyah adalah Idghom Bighunnah, Iqlab, Ikhfa’ Haqiqi, Ikhfa’ Syafawi, dan Idghom Syafawi. Selengkapnya, baca; “Idghom Bighunnah dan Bila Ghunnah” Pengertian, dan Contohnya

Contoh Ghunnah dalam Al-Qur’an


Masih dalam artikel tentang hukum bacaan gunnah dalam ilmu tajwid beserta contohnya. Contoh Ghunnah ‘Aridliyyah adalah  غِشَاوَةٌ وَلَهُمْyang merupakan bacaan Idghom Bighunnah, juga صُمٌّ بُكْم yang merupakan bacaan Iqlab. Dua contoh tersebut berasal dari Surat Al Baqarah ayat yang ke-7 dan ayat ke-18. Membaca dua contoh tersebut, suara dengungan harus terlihat.

Contoh Ghunnah ‘Aridliyyah yang lain adalah فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّه yang diambil dari Surat Al Baqarah ayat yang ke-10. Terdapat bacaan Idghom Syafawi dan Ikhfa’ Haqiqi pada contoh tersebut. Contoh Ghunnah ‘Aridliyyah yang mengandung bacaan Ikhfa’ Syafawi bisa Anda cermati pada contoh yang diambil dari Surat Al Baqarah pada ayatnya yang ke-8. Contoh tersebut adalah وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ.

Semua bacaan yang sudah disebutkan tadi, baik itu adalah Ghunnah Ashliyyah atau Ghunnah ‘Aridliyyah, semuanya harus dibaca dengung. Jadi, bukan hanya nun bertasydid saja yang dibaca dengan suara dengung. Bukan juga hanya mim bertasydid, melainkan juga beberapa bacaan yang masuk dalam Ghunnah ‘Aridliyyah.

Tingkatan Ghunnah


Sebenarnya, di dalam bacaan Ghunnah ada yang dengungnya terlihat begitu jelas, ada yang samar, ada yang lebih samar lagi. Atau bahkan sama sekali tidak terlihat hingga seolah tidak dibaca Ghunnah, meskipun sebenarnya tetap ada. Karena itu, ada tingkatan-tingkatan tertentu perihal ghunnah.

Tingkatan paling kuat adalah ghunnah yang dimiliki oleh nun tasydid. Di bawahnya, ada ghunnah yang keluar dari nun mati yang diidghomkan pada wawu atau ya’. Tingkatan di bawahnya lagi adalah ghunnah pada bacaan Ikhfa’ Haqiqi dan bacaan Iqlab. Tiga tingkatan ini bacaan Ghunnah-nya dipanjangkan hingga 2 harokat.

Di bawah tiga tingkatan itu, ada juga Ghunnah yang hampir tidak terdengar karena bacaan Ghunnahnya hanya dibaca satu harokat saja. Ghunnah tersebut ada pada nun mati atau mim mati yang hukum bacaannya adalah Idzhar, baik Idzhar Syafawi atau Idzhar Halqi. Selain itu, nun atau mim yang hidup pun juga memiliki suara ghunnah. Tetapi, catatannya adalah, ghunnahnya hanya dibaca satu harokat. Tidak lebih. 

Sebagai tambahan catatan untuk hukum bacaan gunnah dalam hukum tajwid lengkap berserta contohnya, masih banyak orang kurang memperhatikan bacaan ghunnah. Lebih-lebih jika itu bukan ghunnah yang ada pada nun tasydid dan mim tasydid. Karena itu, ghunnah seperti yang ada pada idghom bighunnah dan lainnya, perlu mendapat perhatian khusus.

Demikianlah tulisan mengenai artikel dengan judul "Hukum Gunnah dalam Ilmu Tajwid Beserta Contohnya". Semoga dengan adanya artikel ini bisa memberikan wawasan dan pengetahuan yang besar bagi segenap pembaca yang sedang mempelajari materi tentang "Gunnah". 

Subscribe to receive free email updates: