Pengertian Naql, Cara Membaca, dan Contohnya
Salah satu bacaan yang ditemukan di dalam Al-Qur’an dan tidak biasa adalah lafadz yang dibaca naql. Naql adalah bagian dari bacaan yang ada di dalam ghorib. Pembahasan tentang naql mungkin tidak akan terlalu banyak.
Tetapi cukup untuk menjawab pertanyaan utama dalam ulasan ini. Yakni, apa pengertian naql dan contohnya seperti apa?.
Naql
Menilik arti naql secara bahasa, akan didapati bahwa kata naql merupakan bentuk masdar dari fi’il madli naqala (نقل). Apa arti dari naql? Arti naql adalah memindah. Dalam pembahasan Ilmu Tafsir, mungkin Anda pernah mendengar kata nuqil. Kata nuqil memiliki kata dasar yang sama dengan naql, meski mungkin artinya tidak sama persis.
Kembali pada pembahasan Ilmu Tajwid. Pengertian naql secara istilah adalah memindah harakat suatu huruf kepada huruf sebelumnya. Dan dalam hal ini, hanya ada satu contoh di dalam Al-Qur’an yang dikaitkan dengan naql. Contohnya akan disebutkan pada sub bab setelah ini.
Contoh Naql dan Cara Bacanya
Di atas telah dibahas pengertian naql, dan contohnya sekarang akan dibahas dalam sub bab ini. Contoh naql seperti yang dimaksud pada ulasan di atas, hanya ada satu. Contoh tersebut terletak pada juz 26, tepatnya ada pada Surat al Hujarat:
وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ
[الحجرات/11]
Lafadz yang dimaksud sebagai contoh naql adalah بِئْسَ الِاسْمُ. Dengan Naql, cara baca lafadz tersebut bukan bi’sal ismu, melainkan bi’salismu (بِئْسَ لِسْمُ).
Harakat kasrah yang dimiliki oleh hamzah, dipindah pada huruf lam yang sebelumnya menyandang harakat kasrah.
Namun demikian, ada satu pendapat yang menyebut, bacaan بِئْسَ الِاسْمُ sesungguhnya kurang tepat jika disebut naql.
Yang lebih tepat بِئْسَ الِاسْمُ disebut dengan التخلص من التقاء الساكنين. Istilah tersebut adalah istilah jika terdapat dua huruf mati yang saling berdampingan.
Alasan tidak Dibaca Bi’sal Ismu
Coba perhatikan dua lafadz berikut!
1. بِئْسَ الِاسْمُ
2. ظَهَرَ الاِثْمِ
Pertanyaannya, mengapa harakat hamzah pada lafadz pertama dipindah pada huruf lam, sedang pada lafadz yang kedua tidak? Padahal, dua-duanya terlihat sama, secara penulisan juga tidak berbeda, meski pada beberapa jenis penulisan mungkin berbeda.
Perbedaannya terletak pada hamzah yang ada pada kata اسم dan kata اثم. Pada kata اسم hamzahnya adalah hamzah washal. Hamzah washal tidak akan terbaca ketika terdapat kata atau huruf sebelumnya. Hamzah washal hanya akan terbaca ketika tidak ada lafadz lain yang mendahului hamzah washal.
Berbeda dengan hamzah pada kata اثم. Hamzah tersebut dinamakan hamzah qotho’. Hamzah qotho’ bersifat tetap. Di manapun letaknya, hamzah qotho’ akan tetap terbaca. Bahkan jika terdapat huruf sebelumnya.
Kembali pada kata اسم. Kata tersebut tidak berdiri di awal, melainkan didahului oleh al. Itu sebabnya, ketika dirangkai semacam itu, hamzah washal dianggap hilang. Dengan begitu, secara bacaan akan menjadi seperti ini:
الْسْمُ
Pada penulisan tersebut, hamzah washal dihilangkan karena didahului oleh huruf yang lain. Akhirnya, muncul dua huruf mati yang berurutan. Yakni, lam dari al ta’rif, serta huruf sin.Dalam keadaan demikian, akan terlaku satu kaidah Ilmu Tajwid. Bunyi kaidah tersebut adalah, jika terdapat dua huruf mati yang saling berurutan, maka huruf pertama harus diberi harakat kasrah. Karena itu, cara bacanya menjadi اَلِسْمُ.
Alasan بِئْسَ الِاسْمُ Kurang Tepat Disebut Naql
Dalam pengertian, Naql adalah memindah harakat. Tetapi, yang terjadi pada بِئْسَ الِاسْمُ adalah memberi harakat kasrah huruf lam untuk menghindari dua huruf mati yang beriringan. Ini yang menjadi alasan mengapa بِئْسَ الِاسْمُ kurang tepat disebut dengan naql, melainkan التخلص من التقاء الساكنين.
Selain itu, naql sendiri memiliki tiga syarat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Imam Asy Syathibi. Tiga syarat tersebut adalah:
- Kata pertama memiliki huruf akhir yang disukun.
- Sukun tersebut merupakan sukun asli.
- Pada awal kata kedua, terdapat hamzah qotho.
Pada lafadz بِئْسَ الِاسْمُ, syarat ketiga tidak terpenuhi. Sebab, hamzah yang ada pada kata kedua adalah hamzah washal, bukan hamzah qotho’.
Kiranya, penjelasan tentang pengertian naql dan contohnya ini sudah cukup, ya. Semoga saja melalui artikel yang telah kami publikasi ini bisa memberikan wawasan dan referensi mendalam bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,