Pengertian Imalah, Cara Membaca, dan Contohnya


Terdapat beberapa macam bacaan yang tidak seperti umumnya dibahas dalam Ilmu Tajwid. Maksudnya, bacaan tersebut bukan bagian dari hukum mad, ghunnah, idghom, atau bacaan-bacaan yang sejenis. Salah satu bacaan tersebut adalah bacaan imalah. Seperti apa pengertian imalah? Bagaimana cara membacanya? Yuk, ikuti ulasan selengkapnya di sini!

Ghorib dan Bacaan-Bacaan tidak Biasa di dalam Al-Qur’an

Dalam setiap metode belajar membaca Al-Qur’an, selalu dikenalkan bacaan ghorib di akhir masa pembelajaran hukum-hukum Ilmu Tajwid. Bacaan ghorib sendiri merupakan bacaan yang asing dan tidak biasa.

Karena itu, bacaan-bacaan yang semacamnya disendirikan dan dikelompokkan ke dalam materi ghorib.

Ghorib sendiri memiliki arti langka. Maka menjadi wajar, jika bacaan-bacaan yang ada di dalam ghorib hanya bisa ditemukan satu contoh saja di dalam Al-Qur’an. Kadang-kadang ada yang beberapa, tapi jumlahnya tidak pernah banyak.

Setidaknya, jika dibandingkan dengan contoh bacaan iqlab, misalnya, bacaan ghorib jauh lebih sedikit.

Beberapa materi tentang ghorib adalah tashil, naql, isymam, saktah, juga imalah seperti yang diulas dalam artikel ini. Masing-masing bacaan tersebut memiliki pengertian sendiri-sendiri. Pun demikian dengan contohnya.

Saktah, misalnya. Pengertian Saktah adalah berhenti pada suatu tempat tanpa mengambil napas. Di dalam Al-Qur’an, tempat membaca saktah ada 4 tempat menurut riwayat Imam Hafsh. Satu di antara empat tempat itu bisa Anda temukan pada Surat Yasin.

Berbeda dengan saktah, isymam memiliki pengertian membuat isyarat harakat dlummah. Caranya, dengan memonyongkan bibir ke depan seperti saat mengucapkan dlummah.
Lalu, bagaimana pengertian imalah?

Imalah


Dalam satu definisi, imalah diartikan dengan memiringkan. Bisa juga diartikan dengan membengkokkan. Sekali lagi, artinya adalah membengkokkan, bukan bengkok. Membengkokkan tentu berbeda dengan bengkok.

Hal itu merupakan pengertian imalah secara bahasa. Secara istilah, imalah adalah memiringkan bunyi fathah ke arah kasrah. Atau, memiringkan alif ke arah ya’. Namun begitu, definisi pertama yang umumnya lebih banyak digunakan. Sebab, dalam hal Ilmu Tajwid, imalah berkaitan dengan bunyi.

Contoh Imalah


Contoh bacaan imalah hanya ditemukan pada satu tempat saja di dalam Al-Qur’an. Letak bacaan imalah tersebut berada pada juz 12, yakni pada Surat Hud. Bunyi ayatnya adalah seperti di bawah ini:
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
 [هود/41]

Fokus contoh tersebut adalah pada lafadz مَجْرَاهَا. Bacaan yang dibaca imalah tepatnya berada pada huruf ra, sesuai dengan riwayat Imam Hafsh.

Namun begitu, jika mengikuti bacaan Al-Qur’an yang diriwayatkan oleh imam-imam lain, bisa jadi contoh imalah akan lebih banyak lagi. Sebab, ada juga imam yang membaca imalah lafadz-lafadz berikut:
وَالضُّحَى
 [الضحى/1]
قَلَى
 [الضحى/3]

Cara Membaca Imalah


Sudah dijelaskan di atas. Imalah adalah memiringkan bunyi fathah ke arah kasrah. Lantas bagaimana bunyinya? Bunyi imalah sama seperti bunyi huruf E pada kata hei atau kata meja. Dengan begitu, huruf ra pada kata مَجْرَاهَا tidak dibaca dengan ra, tetapi dibaca dengan re.

Kesalahan yang Sering Dilakukan saat Membaca Imalah

Ada tiga catatan saja yang harus diperhatikan ketika Anda membaca imalah. Sebab, tiga hal ini sering kali luput dari perhatian dan menjadikan bacaan imalah yang dihasilkan kurang tepat. Tiga catatan tersebut adalah:

  1. Membaca imalah seperti membaca fathah biasa. Hal ini biasa terjadi pada orang yang tidak mengerti bahwa مَجْرَاهَا, misalnya, merupakan bacaan imalah. Sebab, secara penulisan sama sekali tidak ada perbedaan dengan fathah biasa.
  2. Membaca imalah seperti kasrah. Biasanya, jika imalah ditekan menuju kasrah terlalu banyak, maka secara tidak langsung bunyinya akan berubah menjadi kasrah. Ini mengapa perlu belajar dengan serius untuk bisa membunyikan imalah dengan tepat.
  3. Membaca imalah dengan taqlil. Taqlil ini merupakan suara di antara fathah dan imalah. Jika dibuat urutan dari fathah menuju kasrah, maka urutannya adalah fathah, taqlil, imalah, baru kemudian kasrah.

Perbedaan taqlil dengan imalah adalah:

  1. Suara imalah seperti huruf E pada kata meja atau hei. Imalah ini bisa juga disebut dengan imalah kubro.
  2. Suara taqlil seperti huruf E kedua pada kata jelek. Taqlil juga sering disebut imalah shughro.


Sampai di sini saja ya, penjelasan tentang pengertian imalah, cara membaca, dan contohnya dalam Al-Qur'an beserta surat dan ayatnya. Semoga melalui artikel ini bisa memberikan wawasan dan menambah pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,

Subscribe to receive free email updates: