Cara Membaca Al-Quran dengan Tajwid, Wajibkah?

Cara membaca al-Quran dengan Tajwid adalah satu hal yang kadang dianggap sebagai remeh-temeh belaka. Padahal, al-Quran dan Ilmu Tajwid adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan satau sama lainnya. Jika Anda, misalnya, ingin membaca al-Quran, maka sudah seharusnya Anda juga belajar tentang Hukum Tajwid lengkap.

Tajwid dan Pengertiannya


Pengertian Ilmu Tajwid adalah ilmu tentang cara pengucapan huruf dalam al-Quran. Arti harfiahnya sendiri adalah sesuatu yang bagus atau membaguskan. Karena itu, materi Tajwid berputar pada cara mengucapkan huruf yang sesuai dengan makhroj dan sifat. Termasuk tentang bacaan ketika huruf tertentu bertemu dengan huruf tertentu, juga panjang-pendek bacaan.

Inilah mengapa, bacaan al-Quran orang yang memiliki Ilmu Tajwid dan orang yang tidak memiliki Ilmu Tajwid sangat berbeda. Karena itu tadi, bacaan al-Quran orang yang memiliki Ilmu Tajwid lebih tertata dan disesuaikan dengan macam hukum tajwid yang yang telah ditetapkan.

Bagaimanakah Hukum Mempelajari Tajwid?

Belajar Ilmu Tajwid itu hukumnya Fardlu Kifayah. Fardlu Kifayah sendiri adalah lawan dari Fardlu ‘Ain. Jika Fardlu ‘Ain adalah kewajiban yang dibebankan pada setiap orang, maka Fardlu Kifayah adalah kewajiban yang dibebankan pada satu kelompok masyarakat.

Seluruh orang dalam kelompok masyarakat mempelajari Ilmu Tajwid, itu sangat baik. Hanya ada satu orang dalam kelompok masyarakat yang mau dan mempelajari Ilmu Tajwid, sudah cukup untuk menggugurkan kewajiban kelompok masyarakat tersebut untuk mempelajari Ilmu Tajwid. Tetapi, jika tidak ada satu pun orang yang mau belajar dalam kelompok tersebut, maka berdosalah seluruh masyarakat tersebut.

Hukum Membaca Al-Quran dengan Tajwid


Sebenarnya hukum membaca al-Quran dengan Tajwid masih menjadi perdebatan. Ada ulama yang mewajibkannya, ada juga ulama yang tidak mewajibkannya. Namun, jika dicermati lebih dalam, maka akan ditemukan titik temu yang menarik untuk Anda tahu. Lebih-lebih jika Anda ingin mempelajari cara membaca al-Quran dengan tajwid.

Pada dasarnya, Ilmu Tajwid adalah ilmu untuk membaguskan bacaan al-Quran. Sejauh tanpa menggunakan Ilmu Tajwid huruf-huruf di dalam al-Quran bisa dibedakan dan tidak terjadi perubahan makna, boleh membaca al-Quran tanpa Tajwid. Di sinilah titik tekan yang perlu diperhatikan.

Sebaliknya, jika tanpa Ilmu Tajwid huruf-huruf di dalam al-Quran tidak bisa dibeda-bedakan, yang akhirnya bisa merubah makna, maka hukumnya menjadi wajib. Al-Quran wajib dibaca dengan menggunakan Ilmu Tajwid tersebut. Ini karena penggunaan Ilmu Tajwid untuk alasan memperindah bacaan dianggap sebagai hal yang sunnah, bukan wajib.

Dari sini tentu menjadi jelas, mempelajari cara membaca al-Quran dengan tajwid yang baik dan benar adalah hal yang dianjurkan. Syaratnya, jika itu hanya untuk memperbaiki bacaan. Tetapi, jika untuk membedakan huruf dan menjaga makna al-Quran, hukum mempelajari cara membaca al-Quran dengan tajwid menjadi wajib.
Artikel Terkait; 6+ Cara Membaca Huruf Hijaiyah yang Benar

Dalil al-Quran Tentang Membaca al-Quran Menggunakan Tajwid

Dalil al-Quran yang menganjurkan membaca al-Quran dengan Tajwid adalah Surat al-Muzzammil ayat 4:
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
dan Surat al Furqan ayat 32:
وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا
Kedua dalil itu memerintahkan untuk membaca al-Quran dengan tartil. Lalu bagaimana sebenarnya membaca al-Quran dengan tartil itu? Apakah dengan pelan atau bagaimana?

Membaca al-Quran dengan tartil adalah membaca al-Quran dengan memperbagus bacaan. Memperbagus itu dengan mengucapkan huruf-huruf sesuai dengan makhroj dan sifatnya. Memperbagus itu adalah menyesuaikan hukum bacaan sesuai dengan aturan. Memperbagus itu juga dengan mengerti kapan harus membaca panjang dan kapan harus membaca pendek.

Dalil Hadis Tentang Membaca al-Quran Menggunakan Tajwid

Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari menceritakan bahwa Anas bin Malik ra. ditanya tentang bagaimana bacaan Nabi Muhammad saw. Anas bin Malik kemudian menjawabnya panjang-panjang. Beliau lantas membaca bismillahi-arrohman-arrohim yang dipanjangkan pada lafadz Allah, pada lafadz rohman, dan pada lafadz rohim.

Hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim menceritakan, Nabi meminta sahabat Nabi yang bacaannya sudah pasti fasih, masih diminta belajar bacaan al-Quran kepada Abdullah bin Mas’ud dan sahabat-sahabat lainnya. Pertanyaannya, bagaimana dengan yang belum fasih? Tentu sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad.

Demikianlah, semoga artikel tentang cara membaca al-Quran dengan tajwid ini bisa diambil manfaatnya. Bagi segenap pembaca yang pada saat ini sedang fokus memperdalam ilmu-ilmu tajwid. Trimakasih, 

Subscribe to receive free email updates: