Pengertian Isymam, Cara Membaca, dan Contohnya


Salah satu bacaan tidak biasa yang bisa Anda temukan pada Al-Qur’an adalah isymam. Bagaimana pengertian isymam? Seperti apa cara membacanya? Bagaimana contohnya? Simak ulasannya hingga tuntas!

Isymam


Jika merunut arti secara bahasa, isymam diartikan dengan menggabungkan. Bisa juga diartikan mencampur. Secara istilah, pengertian isymam adalah menggabungkan dua bibir setelah huruf sukun untuk mengisyaratkan dlummah tanpa menimbulkan suara atau napas.

Pengertian lain disampaikan Imam Asy Syathibi lewat syairnya berikut ini:

وَالاِشْمَامُ إِطْبَاقُ الشِّفَاهِ بُعَيْدَ مَا يُسَكَّنُ لاَ صَوْتٌ هُنَاكَ فَيَصْحَلاَ

Isymam adalah memoncongkan kedua bibir setelah mensukun huruf yang akan dimoncongkan tersebut. Isymam merupakan isyarat harakat dlummah. Oleh karena hanya isyarat, maka tidak terjadi perubahan suara sama sekali pada bacaan. Sama sekali tidak.

Contoh Isymam


Di dalam Al-Qur’an, bacaan yang masuk ke dalam isymam hanya ada satu tempat saja. Bacaan itu ada pada juz 12.

قَالُوا يَا أَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَنَّا عَلَى يُوسُفَ
 [يوسف/11]

Fokus contoh ada pada kata لَا تَأْمَنَّا. Hal itu sebagaimana bacaan yang diriwayatkan oleh Imam Hafs jalur Asy Syathibiyyah.

Cara Membaca Isymam

Sudah dijelaskan di atas, bahwa isymam adalah isyarat harakat dlummah. Tidak ada perubahan suara yang dihasilkan dari bacaan isymam. Artinya, orang tidak akan tahu seseorang membaca isymam hanya dari suara yang keluar saja. Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara membaca isymam tersebut?

Cara membaca isymam bisa dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut. Namun, ingat, contoh isymam adalah لَا تَأْمَنَّا.


  • Pertama sukun huruf nun. Sehingga bunyinya menjadi man atau مَنْ.
  • Kedua, moncongkan bibir, satukan. Cara memoncongkan bibir ini seperti ketika Anda mengucapkan huruf nun berharakat dlummah. Memoncongkan bibir ini sekaligus menjadi isyarat dlummah yang menjadi maksud bacaan isymam.
  • Ketiga, posisikan mulut seperti sediakala, seperti saat akan mengucapkan nun berharakat fathah.
  • Keempat, ucapkan na seperti biasa.


Hal yang Harus Diperhatikan saat Mengucapkan Bacaan Isymam

Kadang-kadang, ada saja orang yang membaca isymam tidak seperti langkah yang ditulis di atas. Karena itu, memperhatikan adalah cara paling tepat agar bisa memahami cara membaca isymam dengan benar.

Beberapa kesalahan yang biasanya terjadi saat seseorang membaca isymam adalah sebagai berikut:


  1. Memoncongkan kedua bibir langsung, sebelum mensukun huruf nun. Sehingga bunyinya terdengar seperti manu atau مَنُ.
  2. Setelah memoncongkan bibir, posisi bibir tidak kembali seperti semula. Tetapi langsung mengucapkan na.
  3. Alasan لَا تَأْمَنَّا Dibaca Isymam


Lafadz لَا تَأْمَنَّا memiliki nun yang menyandang tasydid. Huruf bertasydid sendiri adalah huruf yang sebenarnya terdiri dua huruf. Karena terdiri dari dua huruf ini, ada riwayat yang menyebut لَا تَأْمَنَّا bisa dibaca dengan roum. Penjelasan tentang roum akan dibahas pada sub bab setelah ini.

Lain itu, membaca isymam pada لَا تَأْمَنَّا juga bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman. Sebab, لا pada lafadz لَا تَأْمَنَّا bukan nahi, melainkan nafi. Arti لا pada lafadz لَا تَأْمَنَّا adalah tidak, bukan jangan. Karena itu, cara bacanya adalah dengan isymam, bukan ghunnah seperti mengucapkan nun tasydid pada umumnya.

Isymam dan roum

Selain isymam, Imam Hafs lewat jalur Asyyathibiyyah juga meriwayatkan لَا تَأْمَنَّا dengan bacaan roum. Roum sendiri didefinisikan dengan:

وَرَوْمُكَ إِسْمَاعُ المُحَرَّكِ وَاقِفًا بِصَوْتٍ خَفِيٍّ كُلَّ دَانٍ تَنَوَّلاَ

Maksud roum adalah, memperdengarkan huruf yang menyandang harakat, tetapi tidak seluruhnya. Tidak seluruhnya yang dimaksud di sini adalah diperdengarkan hanya sepertiga harakat saja. Inilah yang dimaksud dengan صوت خفي.

Dan karena suaranya sangat samar, maka yang bisa mendengar hanya orang yang ada di dekat orang yang membaca roum. Orang yang berada jauh, sudah pasti tidak bisa mendengarnya.

Pengucapan لَا تَأْمَنَّا dengan roum ini bunyinya hampir mirip dengan لَا تَأْمَنُنَا. Hanya saja nun yang berharakat dlummah dibaca sepertiga harakat saja. Jika satu harakat adalah satu ketukan, maka nun tersebut dibaca 1/3 ketukan. Tetapi tidak boleh terdengar مَنُنَا dengan jelas.

Terakhir, apakah boleh لَا تَأْمَنَّا dibaca hanya dengan ghunnah saja, tidak diisymam? Jawabannya, tidak boleh. Sebab, tidak ada satu pun riwayat yang membaca lafadz لَا تَأْمَنَّا dengan hanya dibaca ghunnah seperti hukum nun tasydid.

Cukup ini ya, pengertian isymam. Selamat mempraktikkan dan terus belajar ilmu tajwid agar bisa membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar.

Subscribe to receive free email updates: