"Qira'at al-Qur'an" Pegertian, Macam, dan Sejarahnya Lengkap


Pembahasan ilmu Qira'at al-Qur'an, macam, dan sejarahnya termasuk ilmu yang kurang banyak memiliki peminat. Orang-orang yang mempelajari ilmu-ilmu itu biasanya adalah orang yang sangat ingin tahu atau orang yang begitu suka dengan Ilmu Qiraat. Bahkan, orang-orang yang menghafal Alquran pun tidak banyak yang mengerti dan memahami ilmu ini. Oleh karena itulah pada artikel ini akan memberikan penjelasan secara lengkap mengenai  ilmu Qira'at al-Qur'an, macam, dan sejarahnya.

Qira'at al-Qur'an


Menurut az Zarkasyi, pengertian ilmu qiraat adalah perbedaan lafadz di dalam Alquran menyangkut huruf dan cara pengucapan. Sedang pengertian Qiraat seperti yang dijelaskan oleh Zarqani adalah, mazhab atau imam yang memiliki cara pengucapan Alquran berbeda, sesuai dengan riwayat mazhab tersebut.

Dalam Ilmu Qiraat, terdapat tiga istilah penting. Tiga istilah itu adalah Qiraat, Riwayat, dan Tariqah. Ketiganya memiliki pengertian berbeda. Qiraat merupakan madzhab dari salah seorang imam atau qurra’. Sedang Riwayat adalah periwayat di bawah Qiraat. Berikutnya adalah Tariqah adalah bacaan Alquran yang diambil dari jalur Riwayat.

Jika diambil kesimpulan, sepintas Qiraat itu sama tingkatannya dengan sahabat nabi dalam istilah ilmu yang lain. Sedang Riwayat adalah Tabi’in yang disebut juga sebagai pengikut para sahabat. Setingkat di bawahnya lagi adalah Tariqah yang setingkat dengan Tabi’it Tabi’in atau pengikut dari pengikut para sahabat Nabi.

Macam Qiraat


Menurut al-Jazari, dari segi sanad, Qiraat terbagi menjadi empat macam bentuk atau jenis, antara lain adalah sebagai berikut;

Qiraat Mutawatir


Pengertian qiraat mutawatir adalah qiraat yang riwayat dari awal sampai akhir diyakini tidak mungkin melakukan kebohongan, hal ini lantaran qiraat mutawatir termasuk di dalam jenis qiraat yang dapat dipercaya sepenuhnya.

Qiraat Masyhur


Pengertian qiraat masyhur adalah yaitu qiraat dengan sanad shohih tapi berada di bawah tingkatan mutawatir. Dua qiraat ini dipakai untuk membaca Alquran di dalam sholat dan di luar sholat, serta tidak boleh diingkari.

Qiraat Ahad


Sanad dalam Qiraat Ahad adalah sanad yang shohih. Hanya saja, rasm yang dipakai tidak sesuai dengan Rasm Utsmani dan tidak sesuai dengan kaidah hukum Bahasa Arab. Qiraat yang digunakan pun bukan qiraat yang masyhur di kalangan imam qiraat. Qiraat Ahad ini tidak bisa digunakan untuk sholat dan bahkan tidak wajib diyakini sebagai Alquran.

Qiraat Syazah


Pengertian qiraat syazah yaitu qiraat yang sanadnya cacat dan tidak bersambung kepada Nabi. Qiraat keempat ini sama sekali tidak boleh digunakan, baik digunakan untuk membaca Al-Quran di dalam sholat, atau membaca Alquran di luar sholat.

Sejarah Perkembangan Qiraat


Bisa dikatakan ilmu qiraat, macam, dan sejarah nya hanya dipelajari sebagian orang saja. Tetapi, sebenarnya daya tarik pembahasannya cukup membuat rasa ingin tahu meluap-luap. Apalagi terkait sejarah bagaimana Ilmu Qiraat muncul, termasuk bagaimana qiraat bisa memiliki banyak macam.

Perbedaan-perbedaan dialek dan cara baca adalah titik awal keragaman qiraat. Ini juga yang membuat tulisan di mushaf Alquran pada masa Ustman tidak memiliki titik dan harokat. Tujuannya, agar mushaf ini bisa dibaca menggunakan bermacam-macam qiraat berbeda. Kalau pun kemudian, ada sebagian yang mengharuskan perbedaan penulisan, maka perbedaan itu ditulis dalam mushaf yang lain.

Dari sinilah lantas muncul Riwayat dan Tariqah. Dari Riwayat ke Toriqoh, Alquran diajarkan dengan Sistem Talaqqi. Sistem Talaqqi adalah cara mengajar dengan membacakan untuk murid, lalu murid menirukan dengan tetap disimak oleh guru. Tetapi, yang perlu dicatat di sini, Riwayat ini dijaga lewat orang-orang yang bisa dipercaya seperti jalur Riwayat sebuah hadis pada umumnya.

Pada zaman sahabat, perbedaan dialek dan cara membaca Alquran ini sudah ada. Mereka membaca Alquran dengan benar sesuai cara membaca yang diajarkan oleh Nabi meskipun cara membaca yang mereka terima berbeda-beda. Karena itu, ketika pemerintahan Ustman mengirimkan salinan mushaf berbeda ke beberapa daerah, dikirimkan pula ahli qiraat yang sesuai dengan mushaf tersebut.

Ahli-ahli qiraat tersebut menyebarkan qiraat sesuai yang diambilnya dari Nabi. Dari ahli-ahli tersebut, qiraat terus berkembang ke Tabi’in dan Tabi’it Tabi’in. Ini karena Tabi’in pun menerima qiraat berbeda-beda. Demikian juga dari Tabi’in ke Tabi’it Tabi’in.

Keadaan ini lantas memunculkan imam-imam ahli qiraat yang masyhur dengan qiraatnya, juga ahli qiraat yang kurang bisa dipercaya karena sanadnya cacat. Semakin lama, perkembangan ini memantik untuk dibukukan seperti halnya hadis. Dan lewat ini, kemudian muncul cabang keilmuan terkait qiraat. Ilmu ini lantas disebut dengan Ilmu Qiraat.

Mempelajari ilmu qiraat, macam, dan sejarahnya menjadi penting karena lewat ilmu inilah kemurnian Alquran dijaga. Lewat ini juga dapat dibedakan mana Alquran yang bacaannya benar dan mana Alquran yang bacaannya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebagaimana hadis, tentu saja cara menentukan itu adalah lewat kesahihan sanad yang digunakan.

Artikel Terkait; 
  1. Sebutan Huruf dan Penjelasan 5 Makhraj Hurufnya
  2. 13 [Cara] Membaca Al-Qur’an yang Dilarang Karena Menyimpang
  3. “Ilmu Tajwid” Pokok Bahasaan, Tujuan, dan Dasar Hukum
Demikianlah tulisan mengenai Qira'at al-Qur'an, macam, dan sejarahnya. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa memberikan wawasan dan juga pengetahuan bagi segenap pembaca yang pada saat ini sedang memerlukan refrensi mengenai “Qira'at al-Qur'an” Trimakasih.

Subscribe to receive free email updates: